Catatan Akhir Tahun Bunda



Kurang dari 24 jam menuju tahun yang baru yaitu tahun 2011. Mmhh….tak terasa waktu begitu cepatnya berlalu meninggalkan kisah suka dan duka. Seperti baru kemaren saya masih merasakan sakitnya setelah di kurtase, karena memang kejadian itu terjadi pada akhir tahun 2009 menjelang tahun 2010. Di akhir tahun 2010 ini saya ingin menuliskan sebuah catatan Bunda yang berisi kejadian-kejadian selama tahun 2010 yang saya alami *mmmhh perlu menarik nafas panjang-panjang terlebih dulu*  Karena mengingat kejadiannya ada yang sedih, kuatir keluar butir-butir air mata.
Januari ku yang kelabu, karena saya masih merasakan sedihnya harus kehilangan bayi yang kukandung. Masih belum ikhlas saat itu, saya sudah berusaha menjaganya namun Yang Kuasa berkehendak lain. Saya banyak terdiam melamun, malas melakukan kegiatan sehari-hari IRT seperti masak, mencuci dll. Sampai Davi dan suami merasa terabaikan, baru saya sadar masih ada Davi. Dia yang memberikan saya semangat yang luar biasa, dia juga sedih ketika melihat saya terbaring setelah di kurtase dan berkata “..unda..adik di ambil dokter yaa..”..ku jawab “..iya..adik dah pergi duluan yaa..” dalam hati saya sedih sekali. Sejak saat itu saya harus bangkit buat Davi dan suami.
Februari, belum hilang rasa sedih keluargaku akibat peristiwa keguguranku. Davi terkena Phimosis dan diputuskan harus di Khitan. Ya Allah..dalam hati saya menjerit cobaan apalagi yang harus keluarga kami terima. Di usianya yang masih 2,5tahun Davi harus di khitan, namun demi kesembuhannya kami pun ikhlas dan pasrah.
Oktober, sepulang dari menjaga warnet, tiba-tiba suhu tubuh saya panas dan setelah di ukur dengan thermometer  ternyata suhu tubuh saya 38® badan terasa pegal-pegal, mual, diare. Suami kemudian browsing, ternyata ini tanda-tanda sakit DB. Karena nggak mau semakin parah saya mengikuti terapi yang di anjurkan dari hasil browsingan tsb yaitu banyak minum air putih, jus jambu merah, dipaksa makan walau mual muntah. Keinginan untuk sembuh dan tidak ingin dirawat di RS lah dorongan kuat saya karena bila di rawat di RS kasihan Davi walau ada Kung dan Uti nya tapi dia sangat sedih melihat saya sakit, yaa mungkin ini karena kedekatan saya dengan Davi. Syukur Alhamdulillah dan tidak terlalu lama terapi yang kulakukan berhasil, suhu tubuh mulai normal dan saya bias beraktifitas kembali.
Desember, sekarang giliran suami yang sakit. Tapi, karena nggak bisa melakukan terapis seperti saya, sakit suami bertambah parah. Sehingga harus di bawa ke RS dan ternyata karena panas tubuhnya tinggi sekali dan mengenai sedikit saraf otaknya. Dalam kondisi ini suami tidak ingat siapa-siapa, jadi seperti amnesia ringan. Namun, buat saya dan Davi ketika tidak teringat oleh suami rasanya sediih sekali. Ya allah cobaan di akhir tahun yang sungguh berat buat saya. Namun, saya berusaha tegar dan yakin kalau semua ini pasti ada hikmahnya. Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya. Saya ikhlas…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dukung Anak Generasi Maju Dengan Menjadi Bunda Mombassador SGM Eksplor Melek Digital

Program Klub Bunda SGM (part 2)

#DiRumahAja Bersama Keluarga Generasi Maju Mombassador SGM Eksplor Cegah Pandemi Covid-19